Dari pantauan admin, kemacetan ini disebabkan oleh banyaknya volume kendaraan pengunjung yang berkunjung ke kota Parapat dan semakin diperparah dengan banyaknya supir yang tidak sabar dan tidak patuh aturan. Efek dari macet ini tidak hanya terjadi di kota Parapat saja, tetapi berimbas terhadap kota dan desa terdekat. Berdasarkan informasi ParaNewser melalui twitter, kemacetan tidak hanya terjadi di dalam kota Parapat dan Ajibata, tetapi juga memacetkan arus lalu lintas Jalinsum mulai dari Panatapan sampai ke Lumban Julu. Jalur alternatif Jalinsum yang membelah hutan sitahoan juga dikabarkan mengalami kemacetan.
Para pemilik dan supir angkutan kota di Parapat (Parsito dan Wisata Indah) memilih menggudangkan kendaraannya dan terpaksa tidak bekerja. Curhatan kemacetan ini pun banyak disampaikan oleh para pengendara melalui media social yang sebahagian mengaku mengalami kemacetan hingga 8 jam. Polisi yang disiagakan disetiap persimpangan dibuat kerepotan oleh para supir nakal yang tidak sabaran. Banyak pengendara kendaraan bermotor berusaha menyelipkan kendaraannya dan berlomba menjadi yang terdepan, efeknya kemacetan pun semakin parah.
Terlihat wajah-wajah letih dari para pengunjung yang sebahagian dari mereka mengaku sudah tidak punya uang untuk membeli makan malam. Mereka tidak menyangka kejadian ini terjadi pada H+4 Lebaran. Pada tahun-tahun sebelumnya memang puncak libur Lebaran di kota Parapat biasanya terjadi pada hari Minggu atau H+7 Lebaran. Kemacetan ini akhirnya mulai terurai sekitar pukul 21:00 WIB dan tuntas sekitar pukul 23:30 WIB. Suasana kota Parapat pun kembali normal yang menyisakan tumpukan sampah disepanjang jalan. Dalam menghadapi kemacetan, marilah kita untuk lebih bersabar dan patuh aturan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar