Home » , , , » Begini Pengalaman Mencekam Warga Stabat Saat Dievakuasi Keluar dari Ukraina

Begini Pengalaman Mencekam Warga Stabat Saat Dievakuasi Keluar dari Ukraina

Zulham Raqmadhan (kiri) saat menceritakan pengalamannya saat dievakuasi dari Ukraina.

pakpakdairinews | STABAT – Zulhan Ramadhan (32) akhirnya dapat berkumpul kembali dengan keluarganya di Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat. Dia bersama delapan orang temannya, harus menempuh 15 jam perjalanan untuk keluar dari Ukraina hingga sampai ke Polandia. Dentuman serangan udara terus terdengar selama proses evakuasi.

Hal itu disampaikan pahlawan devisa itu, saat awak media menyambanginya, Rabu (23/3/2022) siang. Gurat wajah haru masih jelas terlihat dari ayah satu anak itu. Berulang kali dia mengucapkan syukur kepada Allah, atas keselamatan dan kesehatan yang diperolehnya.

“15 Jam kami menempuh perjalanan saat mengungsi dari Chernihiv, Ukraina ke Polandia. Saat di Cherhiniv, dentuman senjata dari serangan udara sering kami dengar. Kami menempuh jalur Selatan, yang memang dikenal aman untuk ke Polandia,” kenang Zulham.

Untuk sampai ke negara tujuan yang aman (Polandia), Zulham dan rekannya beberapa kali melewati pos pemeriksaan di Ukraina. Saat tiba di Lhev, mereka menginap di hotel bersama kedutaan besar (Dubes) Indonesia di Ukraina.

“Setelah kami nginap semalam di hotel, besoknya kami melanjutkan perjalanan ke Polandia. Di Polandia kami menetap untuk persiapan pulang ke Indonesia. Alhamdulillah sekarang dah bisa berkumpul dengan keluarga, setelah menempuh perjalanan Panjang,” lanjutnya.

Selama di pengungsian, warga Negeri Bertuah yang sudah dua tahun lebih bekerja di Ukarina itu sempat berfikiran tak bisa kembali ke Indonesia. Mereka selalu ketakutan. Serangan udara dari pesawat tempur Rusia membuat harapan pupus.

Bahkan, hingga dini hari pun Rusia terus menggempur Ukraina. Letaknya, berdekatan dengan pabrik plastik tempat Zulham bekerja. “Kalau tidur malam, kami selalu ketakutan. Dari bunker, terdengar dengan jelas pesawat Rusia terbang di atas kami. Sesekali terdengar ledakan bom yang berdekatan dengan kami,” kenang Zulham lagi.

Dia juga mengucapkan terimakasih kepada Dubes RI di Ukraina, Kemenlu RI, dan berbagai pihak yang sudah mengupayakannya untuk bisa kembali ke tanah air. Hal lain yang patut dia syukuri adalah, sekarang dia bisa berkumpul dengan anak, istri dan keluarganya tercinta. “Ahlamdulillah, tahun ini bisa puasa Ramadhan dan lebaran di kampung. Isnya Allah,” tandasnya sembari meneteskan air mata.

Pria yang menghabiskan setengah umurnya untuk merantau itu mengungkapkan, hal lain yang membuatnya merasa bahagia adalah, saat menyantap sambal terasi dan sambal teri yang dihidangkan Dubes RI di Lhev, Ukraina.

Meskipun demikian, hal itu tak menyurutkan niatnya untuk bekerja kembali ke luar negeri. Bahkan, dia berniat untuk membawa anak dan istrinya merantau ke luar negeri. Namun yang pasti, bukan Ukraina negara tujuannya untuk mengais rezeki bagi keluarganya. (Ahmad)

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogroll

Popular Posts

Categories

Arsip Blog

Recent Posts

Pages

Copyright © SUMUT NUSANTARA | Powered by Blogger